SENJATA KHAS MADURA

  Indonesia memang terkenal akan banyak kebudayaan, terutama kebudayaan Madura yang terkenal dengan senjatanya, yaitu celurit. Celurit dalam bahasa Madura biasa disebut are’. Di kalangan Madura, celurit dapat dikatakan benda yang wajib dimiliki, dan alasan mayoritas penduduk Madura memilikinya karena benda tersebut tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari, seperti celurit digunakan sebagai alat memotong rumput di ladang, memotong kayu, serta lebih parahnya lagi, biasanya digunakan sebagai alat menikam lawannya hingga tewas, atau istilah dalam bahasa Madura, yakni carok.

Dilihat dari sejarahnya, celurit belum dikenal pada zaman kerajaan Prabu Cakraningrat di abad 12 Masehi, maupun sampai abad 14 Masehi di bawah pemerintahan Joko Tole. Berdasarkan cerita masyarakat, celurit disebut-sebut muncul pada abad 18 Masehi pada masa munculnya tokoh Madura yang bernama Sakera, yakni dari kalangan santri  yang diangkat menjadi mandor tebu di Bangil, Pasuruan oleh Belanda. Ciri khas Sakera adalah selalu membawa sebuah celurit ke mana-mana, apalagi setiap pergi ke kebun untuk mengawasi para pekerja. Namun pada suatu ketika, kisah Sakera ini berujung dengan tragis. Sakera harus menerima hukuman gantung oleh Belanda akibat aksi perlawanan atas penindasan penjajah. Hal tersebut mengundang masyarakat Madura menjadi marah, hingga akhirnya mereka berani melakukan perlawanan pada penjajah dengan senjata yang biasa digunakan Sakera, yaitu celurit.

Dari kejadian tersebut, hingga kini masyarakat Madura tetap menggunakan celurit, dan dari segi bentuk fisiknya terus berkembang lebih kreatif, baik sebagai senjata untuk menjaga diri maupun untuk alat kerja sebagai petani. Menurut bapak Artaji asal Desa Rombasan Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep menjelaskan bahwa jenis celurit itu berbeda-beda di tiap kabupaten, tetapi fungsinya kebanyakan sama. Di desa Sumenep terdapat tujuh jenis macam celurit. Dua jenis celurit sebagai jaga diri, serta lima jenis lainnya adalah celurit biasa untuk pertanian.

1.Celurit No' Rideng

                                                                   
  Celurit no’ rideng, yaitu celurit berbentuk panjang serta melingkar sedikit di ujungnya seperti leher dan kepala angsa. Orang madura menyebutnya sikep (untuk jaga diri). Yang dimaksudkan bukan untuk carok karena di Sumenep jarang ditemukan orang carok. Namun,  senjata jenis ini hanya digunakan saat ronda malam di area rumahnya untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan. Biasanya selain membawa celurit, ada juga jenis yang dibawa saat ronda, misalkan parang ataupun keris. Jadi, bisa dikatakan wajib semua orang Madura memiliki sikep karena benda tersebut juga diwariskan secara turun-temurun. Bukan berarti benda tersebut dikeramatkan hingga pakai ritual-ritual khusus, tetapi yang ada ritualnya hanya senjata keris.

2.Celurit Palalang




  Celurit palalang fungsinya sama dengan celurit no’ rideng, yang membedakan adalah bentuknya jenis celurit ini lebih melingkar, tetapi bentuk pegangannya sama dari kayu dan bahan celuritnya lebih kuat karena yang digunakan adalah besi khusus, seperti baja berkualitas, besi rel kereta, dan lainnya. Serta bagian besi celurit tersebut langsung menyatu tanpa sambungan sampai tembus ke ujung pegangan. Karena jenis senjata ini jarang dipakai seperti celurit-celurit pertanian, maka celurit tersebut cepat berkarat dan tumpul. Oleh karena itu, biasanya warga menggosokkan celuritnya dengan benda keras supaya runcing danberkilap.

3.Celurit Klobungan


  Celurit ini memiliki bentuk lengkungan hampir mirip bulan sabit atau setengah lingkaran. Kemudian leher celuritnya bisa dilepas atau sambungan. Celurit tersebut hanya dipakai pada musim-musim tertentu saja. Misalnya, pada musim kemarau datang. Fungsinya untuk menyabit dan membersihkan ranting-ranting kering yang ada di ladang atau di area pegunungan. Kemudian ranting-ranting tersebut dikumupulkan lalu dibakar.

4.Celurit Krangkeng 1


  Celurit ini dikhususkan untuk memotong kayu, seperti kayu bambu, atau lainnya. Jadi bentuk celurit ini lempengan besinya lebih tebal dan lebar. Lengkungan bentuknya tak jauh beda dengan jenis celurit palalang. Kemudian untuk memperkukuh agar tidak mudah patah, besinya langsung menyatu. Sebenarnya untuk kegiatan pemotongan kayu boleh saja memakai senjata lainnya, misalkan pakai celurit bendo. Namun, hanya saja karena menyesuaikan budaya sehingga yang dipakai adalah jenis celurit ini.

5.Celurit Krangkeng 2


  Celurit krangkeng 2. Walaupun nama celurit ini sama dengan celurit yang sebelumnya, tetapi memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Bentuk krangkeng 2 ini lebih tipis, kecil, dan fisiknya seperti huruf “L”, tetapi sudutnya sedikit melengkung serta memiliki fungsi khusus memotong rumput di ladang untuk memberi makan sapi atau kerbau.

6.Celurit Peltong 1


  Biasanya pada tumbuhan jagung, kacang hijau, tembakau, padi, dan lainnya terdapat tumbuhan yang mengiringi, termasuk bangsa rumput kecil yang merupakan pengganggu bagi kehidupan tanaman utama atau biasanya disebut gulma. Bahaya gulma adalah dapat mengerdilkan tanaman utama, maka untuk membersihkan gulma tersebut, petani memakai jenis celurit peltong 1 untuk membabat tanah-tanah atau istilah menyungkil gulma sampai akarnya.

7.Celurit Peltong 2


  Fungsi dari celurit ini adalah dikhususkan untuk menyabit rumput pada musim hujan. Agar memudahkan pada saat proses penyabitan, maka bentuk celurit ini mirip seperti huruf “L”. Namun, memiliki bentuk fisik tidak terlalu lebar. Kalau bentuk peltong 1 itu lebar.

Dari tujuh jenis celurit yang telah dipaparkan, masih banyak lagi bentuk celurit di masing-masing daerah yang belum disebutkan sebab tiap daerah memiliki variasi bentuk celurit.

                                                                                     KELOMPOK : SENJATA KHAS MADURA
                                                                                             Alya,Candra,Fifi,Nugi,Putri,Syifa

Komentar

Postingan Populer